Lachlan Barker (Champion)
Pegolf Australia,
Lachlan Barker, berhasil menjuarai the 114th
Malaysian Amateur Open Golf Championship 2016
yang berlangsung di Templer Park Country Club
(TPCC),19-22 Mei. Pegolf asal Adelaide berusia
17 tahun itu menghentikan perlawanan pegolf
Thailand Wichayanon Chothirunrungrueng di hole
kedua partai play-off pada Minggu. Keduanya
harus melanjutkan ke babak play-off setelah
sama-sama mengumpulkan skor total 287 (1 di
bawah par).
Malaysian Amateur Open merupakan turnamen golf
amatir tertua di dunia yang dimulai sejak 1894
di Penang Golf Club. Diselenggarakan oleh
Malaysian Golf Association setiap tahun.
Turnamen amatir bergengsi di Malaysia tahun ini
diikuti 124 pegolf terbaik dari kawasan Asia
Pacific.
Indonesia mengirimkan tiga atletnya. Naraajie
Emerald Ramadhanputra, Kevin Caesario Akbar, dan
Tirto Tamardi. Namun, raihan terbaik para wakil
Indonesia adalah posisi 9, yang ditempati Kevin
Naraajie yang merupakan pegolf Indonesia asal
Pengprov PGI Jawa Barat tersebut sebenarnya
bermain cukup konsisten pada hari pertama (69),
kedua (73) dan hari ketiga (71) (bahkan sempat
memimpin di hari pertama dengan skor 69 pukulan
atau 3 under). Sayang, penampilannnya di hari
terakhir malah anti klimaks. Runner up Olympic
Jabar Amateur Open II 2016 ini malah membuat
skor 78 atau 6 di atas par. Akibatnya, posisi
Naraajie melorot ke-12 dengan total skor 291.
Sebaliknya, pegolf Indonesia lainnya, Kevin,
yang juga pegolf asal Pengprov PGI Jawa Barat,
berhasil naik peringkat ke-9 setelah bermain
apik di hari terakhir (72, 76, 72. 71).
Sementara, Tirto yang berasal dari Pengprov Jawa
Timur berada di posisi 18 dengan total skor 296
(8 di atas par).
Meskipun tidak meraih juara, penampilan ketiga
pegolf Indonesia yang berlaga di Malaysian
Amateur Open layak diapresiasi. Kevin, Naraajie
dan Tirto Tamardi yang dipersiapkan Satuan
Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak PRIMA)
untuk tampil di SEA Games 2017 Kuala Lumpur,
mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai atlet
yang menjunjung tinggi sportivitas. Melihat
skor-skor yang dibukukan mereka, ketiganya bisa
bertahan di Top 20 besar dari 64 peserta yang
lolos cut-off. Ini seharusnya mendapat
apresiasi.
Secara teknis mereka bertiga tidak tertinggal
jauh dari para kompetitor Negara-negara di
Kawasan Asia-Pacific. Bahkan, mereka tampil
tanpa kehadiran tim manajer dari PB PGI atau
pelatih selama berada di Malaysia, padahal
mereka bertanding membawa nama negara di dunia
internasional. [DM]
|